Minggu, 19 September 2010

Program WASH kerjasama Pemda Luwu Utara – UNICEF

Desa Cendana Putih Kecamatan Mappedeceng ditetapkan sebagai Pilot Project dari UNICEF untuk Program WASH dengan Methode Pasir Lambat. Pihak Unicef bekerjasama dengan sebuah rumah produksi dari Inggris membuat film cara pembuatan metode pasir lambat yang Aktornya dari Inggris dan Masyarakat Desa Cendana Putih. Unicef menetapkan Desa Cendana Putih sebagai Pilot Project dikarenakan adanya keunikan potensi dan kearipan local yang dikelola secara tradisional.




Slow Sand Filter Desa Cendana Putih

Desa Cendana Putih Adalah salah satu Desa intervensi Program WES yang  berada dalam wilayah Kecamatan Mappedeceng, Kabupaten Luwu Utara dengan Jumlah penduduk 2194 Jiwa.
Alasan utama Program WES didesa ini adalah Kondisi air bersihnya sangat memprihatinkan dari pemeriksaan kualitas air, kandungan Fe(besi) dan Mg (Mangan) yang jauh diatas ambang batas. Baik dari sumur yang airnya jernih maupun dari yang betul-betul berwarna, berasa dan bau. Di Desa ini dari 328 sumur yang ada, hanya 76 sumur yang airnya jernih.
Air bersih hanya diperoleh dari sumur gali yang airnya berwarna dan disaring dengan penyaring pasir sederhana , namun hanya dapat bertahan beberapa jam saja air hasil saringan tersebut kembali pada wujud air semula . Dari kondisi kualitas air diatas maka diadakan uji coba treatment yang merupakan pengembangan dari saringan yang ada di masyarakat.
Uji coba ini dilaksanakan oleh PO-WES UNICEF, Pokja AMPL Kab. Luwu Utara,Fasilitator Program WES , Pemerintah Desa dan masyarakat Desa Cendana Putih. Pada uji coba pertama Kami masih menggunakan ember plastic besar sebagai media saringan, sementara media penyaringnya menggunakan kerikil kasa nyamuk dan pasir saring dimana ini masih bersifat sementara. Adapun langkah-langkah kerja yang Kami lakukan adalah :
1.      Persiapan
a.       Menentukan lokasi uji coba
b.      Menyeapkan material uji coba
1.      Amber plastic kapasitas 20 liter 8 buah
2.      Pipa pvc
3.      Kran air
4.      Lem
5.      Mesin pompa
6.      Kawat kasa nyamuk
7.      Pasir saring ( pasir putih ) material local
8.      Kerikil dia 2 cm
9.      Balok 5/5
10.  Papan 3 cm

2.      Pelaksanaan

a.       Merakit rak media saringan
b.      Merakit ember dan pipa-pipa penyaring 
c.       Membersihkan material saringan dari kotoran dan lumpur dan memasukkannya kedalam ember saringan.
d.      Memasukkan Pipa saringan yang telah dirakit sedemikian rupa kedalam sumur dan memasukkan pasir kedalam sumur pada ambang yang telah ditentukan
e.       Menyambungkan seluruh komponen saringan
f.       Mengalikan air dengan mengatur  volume aliranya kedalam saringan .
g.      30 menit pertama air telah menujukkan perubahan,hingga 2 jam kemudian air telah berhasil dijernihkan.

Dari hasil uji coba ini air telah berhasil dijernihkan ,tidak berbau dan tidak berasa sehingga hanya tinggal menunggu hasil Laboratorium  terhadap kandungan air hasil penyaringan ini.

Teknologi sederhana ini telah dibuat secara permanen di  tiga  titik lokasi dengan sistim total pemberdayaan masyarakat karena masyarakat terlibat langsung dalam setiap sesi pelaksanaan konstruksinya. Teknologi  Saringan Pasir Lambat  (Slow Sand Filter) ini terbilang ramah lingkungan ,murah serta mudah dalam pelaksanaann dan pemeliharaannya. Dana yang digunakan untuk setiap unit (khusus materialnya) sebanyak Rp.1.850.000 (Satu juta Delapan Ratus Lima Puluh ribu Rupiah).

Secara teori, kandungan Fe (Besi) dan Mangan (Mg) dapat dikurangi dengan pemberian aerasi. Untuk lebih meyakinkan, Kami akan memeriksakan kualitas air yang keluar dari saringan ini ke laboratorium.  

Masyarakat yang telah dibangunkan SSF ini, sangat merasakan perbedaan kualitas airnya dengan menggunakan Saringan pasir lambat yang baru dibandingkan dengan kualitas air dari saringan yang mereka buat sendiri.

Dari hasil perbincangan masyarakat yang telah dibangunkan SSF ini, mereka merasakan selain kualitas fisiknya lebih baik rasanya juga lebih segar. Mereka sekarang juga sudah tidak jauh-jauh lagi  mencuci pakaiannya yang berwarna putih, dimana sebelum Saringan ini dibangun mereka mencuci pakainnya di Desa tetangga yang airnya jernih.

Untuk kasus-kasus krisis air bersih seperti Desa Cendana Putih ini kedepan Pemda Luwu Utara berencana akan mengadopsi teknologi sederhana ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar