Minggu, 19 September 2010

Profil kabupaten Luwu Utara

Visi - Misi

Paradigma baru pembangunan memandang pertumbuhan ekonomi bukan merupakan satu-satunya tujuan, akan tetapi lebih merupakan proses untuk mencapai tujuan pembangunan daerah itu sendiri secara maksimal dengan memperhatikan potensi daerah secara obyektif serta visi kabupaten.  Visi yang dicita-citakan kedepan akan bertumpu pada upaya meletakkan landasan pembangunan yaitu :
   V i s i  :

Mewujudkan masyarakat luwu utara yang religius, maju, sejahtera dan mandiri diatas landasan agribisnis dan ekonomi kerakyatan

   M i s i  :

1. Meningkatkan Pelaksanaan Fungsi-fungsi Pemerintah

a.  Meningkatkan fungsi dan peran kelembagaan daerah serta tata
     organisasi Pemerintah Daerah dalam  penyelenggaraan
     pembangunan secara mandiri.
b.  Mewujudkan kemitraan pembangunan, dengan merajut jalinan
     kerjasama antara Pemerintah Daerah dengan  Pemerintah Pusat,
     Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Pemerintah Kabupaten/
     Kota se Provinsi dan dengan  Provinsi lainnya; antara Pemerintah
     Daerah dengan masyarakat, swasta/pengusaha/pebisnis,
     dan LSM dalam  lingkup wilayah Kabupaten Luwu Utara secara
     luas dalam upaya menumbuhkan perekonomian, pemerataan
     kutub-kutub ekonomi wilayah dan pertumbuhan wilayah
     secara umum.
c.  Meningkatkan kemandirian keuangan dan pembiayaan
     pembangunan khususnya dalam meraih PAD.
d.  Mewujudkan pemerintah yang bersih dan baik, sehingga
     kepercayaan masyarakat akan semakin meningkat pula.
e.  Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
f.  Mewujudkan stabilitas kehidupan sosial politik dan sosial budaya
     yang dinamis dalam mendorong partisipasi
     aktif/peran serta masyarakat dalam kehidupan demokrasi.
g.  Merealisasikan fungsi komunikasi yang cepat dan optimal dalam
     pembangunan sebagai akses responsif terhadap  masyarakat
     melalui penyediaan infrastruktur teknologi informasi yang memadai.

2.  Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia.

a.  Meningkatkan kualitas aparatur PEMDA, masyarakat dan swasta/
     pengusaha dalam sektor pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.
b.  Memiliki kecerdasan spiritual (“Spiritual Quation”), Kecerdasan
     Intelektual (“Intelectual/Inteligencial Quation”), dan
     Kecerdasan Emosional (“Emotional Quation”) sebagai syarat
     kemampuan kepemimpinan dan managerial/pengaturan menjadi
     andalan pembangunan daerah, baik ditingkat legislatif, eksekutif,
     yudikatif, dan kalangan masyarakat sendiri secara luas.
c.  Meningkatkan kualitas hidup kepemudaan dan keolahragaan.
d.  Mengendalikan pertumbuhan penduduk dengan Program Keluarga
     Berencana, pemerataan persebaran penduduk berbasis keberadaan
     Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Buatan yang dapat
     dikembangkan.
e.  Menumbuhkembangkan kegiatan pelestarian norma dan nilai-nilai
     budaya daerah yang menunjang pelaksanaan pembangunan
     daerah.

3. Meningkatkan Pemanfaatan Sumber Daya Alam.

a. Mengembangkan Sistem AGRIBISNIS dengan melakukan kerjasama
    dalam permodalan dan pemasaran serta membangun keunggulan
    pewilayahan komoditas pertanian, perkebunan dan perhutanan.
b. Mengembangkan produksi dan pemasaran komoditas perikanan
    laut maupun perikanan darat.
c. Meningkatkan eksplorasi dan eksploitasi Sumber Daya Mineral dan
    Sumber Daya Energi dan bahan galian lainnya.
d. Meningkatkan pemantauan/pengendalian pengelolaan lingkungan
    hidup.
e. Meningkatkan Sumber Daya Alam yang terkait dengan potensi objek-
    objek dan daerah tujuan wisata, khususnya wisata alam.
f.  Meningkatkan kuantitas dan kualitas perencanaan dibidang
     perkebunan.
g. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pemanfaatan Sumber Daya
    Hutan, khususnya hasil hutan nirkayu secara optimal dan
    berwawasan lingkungan.
h. Membina kelembagaan Pemerintah dan Masyarakat dalam
    pergerakan hukum pengelolaan Sumber Daya Alam dan
    Pelestarian Lingkungan Hidup.
i.  Mengembangkan sistem pengelolaan, penanggulangan dan
    mitigasi bencana alam.
j.  Meningkatkan manajemen lahan kritis diareal kawasan hutan
    dan perkebunan.
4. Meningkatkan Penerimaan/Pendapatan Asli Daerah (PAD)

a. Mengembangkan kerjasama tripartit kemitraan seperti telah
    diuraikan sebelumnya antara Pemerintah – Businessman/
    pengusaha – LSM  dalam membangun Sistem Investasi.
b. Meningkatkan produktivitas dari kegiatan ON FARM – OFF FARM,
    distribusi dan pemasaran dari komoditas unggulan yang dimiliki.
c. Mengembangkan industri kerajinan dan produk unggulan daerah.
d. Meningkatkan promosi dan laju investasi dengan mengutamakan
    keunggulan komparatif dan kompetitif daerah.
e. Meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan kuantitas tenaga
    kerja yang trampil yang siap memasuki bursa lapangan kerja.
f.  Meningkatkan intensifikasi, ekstensifikasi, eksploitasi dan
    rehabilitasi kegiatan ekonomi.
g. Meningkatkan kualitas dan kuantitas perencanaan dan pembangunan
    infrastruktur perhubungan yang memudahkan mobilisasi barang dan
    jasa yang bernilai secara ekonomi.
h. Meningkatkan promosi dan investasi dibidang kepariwisataan.
i.  Mendekatkan antara produk bahan baku dengan industri
    pengolahan, sehingga dapat terjadi penyerapan tenaga kerja
    dan timbulnya  peluang usaha baru dipedesaan.
j.  Meningkatkan kemudahan pelayanan perizinan bagi INVESTASI.
k. Mengembangkan pajak dan retribusi daerah.
l.  Mendirikan Badan Usaha Milik Daerah.
IklimCetakE-mail

Iklim dan Curah HujanSecara umum Kabupaten Luwu Utara beiklim tropis basah,  terbagi atas 2 musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau.
Intensitas curah hujan Kota Masamba termasuk tinggi, hal ini berdasarkan data curah hujan yang dicatat di Sta. Baliase dan Sta. Sukamaju dengan curah hujan berkisar antara 2000 – 4000 mm pertahun.  Suhu udara rata-rata berkisar antara 30,6oC-31,6oC pada musim kemarau dan antara 25oC-28oC pada musim penghujan.
Berdasarkan tipe iklim oldeman, wilayah Kabupaten Luwu Utara umumnya memiliki tipe iklim  B1 dan B2, dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 2
Sebaran Iklim dan Curah hujan Kabupaten Luwu Utara

No
KecamatanTipe IklimCurah Hujan mm / TahunKeterangan (Bulan)
1SabbangB13000 – 3500Kering 2 Bln, Basah 7 – 9 Bln
2BaebuntaB13000 – 3500Kering 2 Bln, Basah 7 – 9 Bln
3MasambaB12500 – 3000Kering 2 Bln, Basah 7 – 9 Bln
4MappedecengB2500 – 3000Kering 2 Bln, Basah 7 – 9 Bln
5SekoB12000 – 2500Kering 2 Bln, Basah 7 – 9 Bln
6LimbongB1-B22000 – 2500Kering 2–4 Bln, Basah 7-9 Bln
7RampiB12500 – 3000Kering 2 Bln, Basah 7 – 9 Bln
8MalangkeB13000 – 3500Kering 2 Bln, Basah 7 – 9 Bln
9Malangke BaratB13000 – 3500Kering 2 Bln, Basah 7 – 9 Bln
10SukamajuB13000 – 3500Kering 2 Bln, Basah 7 – 9 Bln
11Bone-BoneB13000 – 3500Kering 2 Bln, Basah 7 – 9 Bln
Sumber : BPS Kabupaten Luwu Utara, 2002 
Geografis



Posisis geografis, Topografi, Geologi, Hidrologi dan Jenis Tanah

Posisi Geografi

Masamba sebagai Ibukota Kabupaten berjarak 430 Km kearah utara dari Kota Makassar. Letak Geografis Luwu Utara yaitu 2o30’45”–2o37’30”LS dan 119o41’15”–121o43’11”. Secara geografis berbataskan, Provinsi Sulawesi Tengah di bagian utara, sebelah timur Kabupaten Luwu Timur, selatan dengan Kabupaten Luwu  dan Teluk Bone serta sebelah barat Kabupaten Mamuju dan Tator, sehingga Kabupaten Luwu Utara merupakan simpul dari Propinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan.

Topografi
Berdasarkan kondisi topografinya Kabupaten Luwu Utara terbagi dalam beberapa morfologi bentuk lahan.  Kondisi ini dapat dijelaskan melalui persebaran kelas lereng Kabupaten Luwu Utara.  Secara keseluruhan persebaran kelas lereng Kabupaten Luwu Utara dapat dilihat pada tabel 3 di halaman berikut :

Tabel 3
Kelas Lereng dan Ketinggan tiap Kecamatan di Kab. Luwu Utara
No
KecamatanKelas Lereng (%)Ketinggian (dpl)Keterangan Fisik Lahan
1Sabbang8 – 1525 – 100Bergelombang
2Baebunta8 – 1525 – 100Bergelombang
3Masamba3 – 1525 – 100Landai & Bergelombang
4Mappedeceng3 – 1525 – 100Landai & Bergelombang
5Seko15 – 30> 1000Berbukit
6Limbong15 – 30500 – 1000Berbukit
7Rampi> 30> 1000Curam
8Malangke0 – 80 – 100Landai
9Malangke Barat0 – 80 – 100Landai
10Sukamaju0 – 1525 – 100Landai & Bergelombang
11Bone-Bone0 – 80 – 100Landai
Sumber : BPS Kabupaten Luwu Utara, 2002 


GeologiKondisi geologi Kabupaten Luwu Utara dapat ditelusuri dari batuannya. Secara spasial kondisi geologi dapat dilihat stratigrafi batuan yang ada di Kabupaten Luwu Utara seperti tabel berikut :
Tabel 4
Wilayah Cakupan Kondisi Geologi
No
Jenis BatuanWilayah CakupanKeterangan
1Alluvium & Coastal DepositBaebunta,Malangke, Mlk. Barat, Bone-Bone, SukamajuLiatmarin, pasir, kerikil & terumbu karang
2Batuan Endapan DanaRampi, Limbong & sekoPasir, liat dan kerikil
3Celebes MolasseSukamaju & Bone-BoneKonglomerat, standstone, Claystone & Marl Berkapur
4Intrusive Rock (Batuan Intrusif)Mappedeceng dan RampiDiorit, porphyry, syenit, trachyte, gabro, adamilit, monzonit, phonolit, dolerit & kentalenit
5Batuan VulkanikSekoBasaltic spilitic, calc-alkaline, breccia, tuff, lava & pillow lava
Sumber : BPS Kabupaten Luwu Utara, 2002


Hidrologi
Kondisi hidrologi Kabupaten Luwu Utara sangat berkaitan dengan tipe iklim dan kondisi geologi yang ada.  Kondisi hidrologi permukaan ditentukan oleh sungai – sungai yang ada yang umumnya berdebit kecil oleh karena sempitnya daerah aliran sungai sebagai wilayah tadah hujan (catchment area) dan sistem sungainya.  Kondisi tersebut diatas menyebabkan banyaknya aliran sungai yang terbentuk  
Air tanah bebas (watertable groundwater) dijumpai pada endapan alluvial dan endapan pantai.  Kedalaman air tanah sangat bervariasi tergantung pada keadaan medan dan jenis lapisan batuan.  Ada beberapa sungai utama di wilayah Kabupaten yang berfungsi sebagai catchment area, sebagaimana dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 5
Daftar Sungai dan Daerah Alirannya
No
SungaiDaerah AliranPanjang (Km)Daerah Tangkapan (Km)
< 100 m> 100 mTotal
1RongkongSabbang, Baebunta,851.245,2423,81.669,0
2BaebuntaBaebunta, Masamba4896,8281,1377,9
3MasambaMasamba55102,2203,7305,9
4BaliaseMasamba, Baliase95826,3172,6998,9
5LampuawaBone-Bone3456,5115,6172,1
6KanjiroBone-Bone41111,392,2203,5
7Bone-BoneBone-Bone2064,157,6121,7
8BungadidiBone-Bone2080,929,0109,9
             Sumber : Map of South Sulawesi, 1981 (United Kingdom & Departement of General worker Indonesia)

Sistem aliran hidrologi di Kabupaten Luwu Utara menunjukkan bahwa pergerakan air, baik air permukaan maupun air tanah, langsung menuju arah laut. Aquifer umumnya terdapat pada lapisan pasir, kerikil dan lapisan tipis batu gamping.
Salah satu keunggulan dari sistem sungai-sungainya adalah kondisi airnya yang masih jernih dan bening sehingga sangat baik untuk dijadikan tempat rekreasi
Sumber daya air khususnya air permukaan sangat melimpah di daerah Luwu Utara. Sebagian kecil dari potensi air permukaan telah dimanfaatkan untuk pengembangan irigasi, pembangkit listrik dan budidaya perikanan. Potensi air tanah dangkal terbatas di daerah dataran rendah.
     

Jenis Tanah Persebaran jenis tanah di Kabupaten Luwu Utara dipengaruhi oleh jenis batuan, iklim dan geomorfologi lokal, sehingga perkembangannya ditentukan oleh tingkat pelapukan batuan kawasan tersebut.  Kualitas tanah mempunyai pengaruh besar terhadap intensitas penggunaan lahannya.  Tanah-tanah yang sudah berkembang horisonnya akan semakin intensif pemanfaatannya terutama untuk kegiatan pertanian dan perkebunan.  Kualitas tanah dan penyebarannya ini akan sangat berpengaruh dalam pengembangan wilayah ini, hal mana terkait dengan prinsip pemanfaatan lahan yang berdasarkan kesesuaian daya tampung dan daya dukung lahannya.


Tabel 6
Jenis – jenis  tanah yang ada di Kabupaten Luwu Utara
No
Jenis TanahWilayah CakupanKeterangan
1InceptisolMalangke, Malangke Barat, Bone-Bone, SukamajuLiat marin
2UltisolLimbong & sekoLiat, reaksi masam
3EntisolMalangke, Malangke Barat  & Bone-BoneJenuh air
Sumber : BPS Kabupaten Luwu Utara, 2002 
Peta WilayahCetakE-mail
Peta Luwu Utara
Makna LambangCetakE-mail
 

DESKRIPSI MAKNA LAMBANG LUWU UTARA

  1. Bintang Menggambarkan Ketuhanan Yang Maha Esa masyarakat Luwu Utara yang religius
  2. Payung Maejae Simbol Kekuasaan tertinggi raja Luwu yang (payung peroe) melambangkan kemanunggalan (masedi siri) antara pemerintah dan seluruh kornponen masyarakat Luwu Utara dan sekaligus simbol "pengayoman".
  3. Padi dan kapas Simbol kesejahteraan bagi masyarakat Luwu Utara yang cukup sandang dan pangan.
  4. Besi Pakkae Simbol kekuasaan raja Luwu maknanya adalah kesejahteraan egalitarian antara seluruh komponen masyarakat.
  5. Pohon sagu Simboi kerukunan, kekokohan, ketegaran masyarakat Luwu Utara.
  6. Wadah gambar Simbol dasar negara, wadah dalam kehidupan bersudut lima bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
  7. Pita Simbol pengikat persaudaman.
  8. Payung dan besi Menggambarkan masyarakat Luwu Utara yang pakkae bermasyarakat dan berbudaya.
    Sejarah

    SEJARAH SINGKAT TERBENTUKNYA KAB. LUWU UTARA

    Pada tahun 1999, saat awal bergulirnya Reformasi di seluruh wilayah Republik Indonesia, dimana telah dikeluarkannya UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan di Daerah, dan mengubah mekanisme pemerintahan yang mengarah pada Otonomi Daerah.

    Tepatnya pada tanggal 10 Pebruari 1999, oleh DPRD Kabupaten Luwu mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 03/Kpts/DPRD/II/1999 tentang Usul dan Persetujuan Pemekaran Wilayah Kabupaten Dati II Luwu yang dibagi menjadi dua Wilayah Kabupaten dan selanjutnya Gubernur KDH Tk.I Sul-Sel menindaklanjuti dengan Surat Keputusan No.136/776/OTODA tanggal 12 Pebruari 1999. Akhirnya pada tanggal 20 April 1999, terbentuklah Kabupaten Luwu Utara ditetapkan dengan UU Republik Indonesia No.13 Tahun1999.

    Pada awal pembentukannya, Kabupaten Luwu Utara dengan batas Saluampak Kec. Sabbang sampai dengan batas Propinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, terdiri dari 19 Kecamatan, yaitu:

    1. Kec. Sabbang
    2. Kec. Pembantu Baebunta
    3. Kec. Limbong
    4. Kec. Pembantu Seko
    5. Kec. Malangke
    6. Kec. Malangkebarat
    7. Kec. Masamba
    8. Kec. Pembantu Mappedeceng
    9. Kec. Pembantu Rampi
    10. Kec. Sukamaju
    11. Kec. Bone-bone
    12. Kec. Pembantu Burau
    13. Kec. Wotu
    14. Kec. Pembantu Tomoni
    15. Kec. Mangkutana
    16. Kec. Pembantu Angkona
    17. Kec. Malili
    18. Kec. Nuha
    19. Kec. Pembantu Towuti

    Pada tahun 2003, di usianya yang ke-4, Kabupaten Luwu Utara dimekarkan menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Luwu Timur yang disahkan dengan UU Nomor 7 Tahun 2003 pada tanggal 25 Februari 2003. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 6.944,98 km2, dengan Kecamatan masing-masing:
    1. Angkona
    2. Burau
    3. Malili
    4. Mangkutana
    5. Nuha
    6. Sorowako
    7. Tomoni
    8. Tomoni Utara
    9. Towuti
    10. Wotu

    Dengan demikian, pasca pemekaran tersebut Kabupaten Luwu Utara terdiri dari sebelas kecamatan masing-masing Kecamatan Sabbang, Kecamatan Baebunta, Kecamatan Limbong, Kecamatan Seko, Kecamatan Masamba, Kecamatan Rampi, Kecamatan Malangke, Kecamatan Malangke Barat, Kecamatan Mappedeceng, Kecamatan Sukamaju dan Kecamatan Bone Bone



    Kondisi WilayahKabupaten Luwu utara  yang dibentuk berdasarkan UU No. 19 tahun 1999 dengan ibukota Masamba merupakan pecahan dari Kabupaten Luwu.  Saat pembentukannya daerah ini memiliki luas 14.447,56 Km2 dengan jumlah penduduk 442. 472 Jiwa.  Dengan terbentuknya kabupaten Luwu Timur maka saat ini luas wilayahnya adalah 7.502,58 Km2. Secara administrasi terdiri 11 kecamatan 167  desa dan 4 kelurahan. Penduduknya (2003) berjumlah 250.111 jiwa. (50.022 KK) yang sebagian besar (80,93%) bermata pencaharian sebagai petani, namun kontribusi sektor ini terhadap PDRB Kabupaten Luwu Utara pada tahun 2003 hanya 33,31% atau sebanyak 4,06 triliun. 
    Tabel 1
    Luas dan Pembagian Daerah Administrasi Kab. Luwu Utara
    KecLuas (Km2)PersentaseJumlah Wilayah PerdesaanJumlah Wilayah Perkotaan
    Sabbang525.087.00200
    Baebunta295.253.94200
    Malangke350.004.67140
    Malangke Barat93.751.25130
    Sukamaju255.483.41250
    Bone-Bone277.333.70200
    Masamba1068.8514.25154
    Mappedeceng275.503.67150
    Rampi1565.6520.8760
    Limbong685.509.1570
    Seko2109.1928.11120
    Kab. Luwu Utara7502.58100.001674


1 komentar: